Selasa, 18 Desember 2012

[samurangau] writing class untuk mereka yang senang menulis



Seharusnya saya menuliskan ini begitu saya tiba di Balikpapan, ketika ingatan saya masih segar. Kadang-kadang, saking banyaknya hal yang saya pikirkan, ada bagian-bagian penting yang justru terserabut dari ingatan saya.

Kunjungan terakhir saya ke Samurangau sudah berlalu seminggu yang lalu. Saya harus menyerah akhirnya, pada kondisi tubuh saya yang semakin berkurang daya tahannya. Alhamdulillah, selama berada di sana, saya masih diberi kekuatan meskipun suara saya berubah 'seksi' kekekeke....

Pada kunjungan kedua, saya bertekad bahwa di kunjungan saya yang ketiga, saya akan menyediakan waktu untuk membagi ilmu menulis (yang masih cetek) yang saya miliki. Saya mempersiapkan diri selama dua minggu, bergumul dengan kondisi mental saya yang kadang-kadang mendadak merasa 'saya tidak mampu melakukannya'. Bergumul dengan waktu karena saya mendadak memiliki jadwal penuh di beberapa hari sebelum saya berangkat ke Samurangau.

Finally, setelah ada sedikit missunderstanding antara saya dan anak-anak itu karena mereka mengira akan kembali mengikuti lomba, kelas menulis dongeng pun dimulai. Saya yang terbiasa 'to the point' a.k.a kadang melewatkan sesi basa basi, berencana untuk langsung pada tujuan inti. But thanks to Mas Banu, yang mengingatkan saya bahwa anak-anak di depan ini sesungguhnya 'butuh' diajak 'pemanasan' dulu kekeekeke...

Sebenarnya saya punya alasan tersendiri, mengapa saya seperti ingin melaju. Saya tidak ingin memotong waktu mengaji anak-anak itu. Meskipun sama-sama belajar, tapi bagi saya jadwal mereka mengaji terlalu penting untuk dilewatkan ^__^


Saya sudah mengetahui nama anak-anak ini sejak kunjungan saya yang kedua. Gadis kecil berbando putih itu bernama sama dengan saya (meski penulisan huruf depan kami berbeda Fitri - Pitri). Kami sama-sama suka membaca dan menulis. Pitri juga yang menyabet juara pertama untuk lomba membaca puisi dan lomba membaca dongeng yang kami selenggarakan tempo hari.

Hampir semua dari anak-anak ini sudah menulis cerita mereka sendiri karena ketidak tepatan informasi yang mereka terima. Meskipun pada awalnya mereka sedikit kecewa, setelah saya menjelaskan sedikit mengenai tujuan kelas tambahan ini, mereka pun kembali bersemangat.

Ada keseragaman cita-cita yang dimiliki anak-anak ini. Mereka ingin menjadi GURU. Hanya si Sindy yang spesifik mengatakan ingin menjadi GURU BAHASA INGGRIS. Tak ada cita-cita besar yang sesungguhnya saya harapkan.

Bukan saya tidak menganggap profesi guru itu kecil loh, tapi mereka seperti tak punya pilihan lain. Salah satunya Anna. Dia mengatakan cita-citanya ingin menjadi dokter, tapi ibunya mengajarkan dia untuk lebih realistis. "Lebih baik jadi guru saja, Nak."

Saya jujur sekali, merasa sedih. Saya ingin sekali anak-anak ini tetap menggenggam mimpi-mimpi mereka -semustahil apa pun. Toh, pada akhirnya, anak-anak ini akan mengerti dengan sendirinya. Mereka akan belajar menghadapi kenyataan bahwa seiring dengan berjalannya waktu ada banyak hal yang berubah. Kita sebagai orang tua atau guru berada di belakang mereka. Mendukung dengan sepenuh cinta.

Kalau mereka mulai dengan mimpi-mimpi kecil, mereka tidak akan pernah ingin bermimpi yang besar.

Setelah sesi perkenalan berakhir, kami mulai masuk ke sesi materi. Saya cukup terkejut ketika salah seorang dari mereka bisa menjawab pertanyaan saya, sama dengan kata-kata yang saya tuliskan. Akhirnya, terjawab sudah mengapa lembaran materi 'contekan' saya ada di luar map yang saya bawa. Rupanya, ia membacanya ketika saya berada di luar perpustakaan. nice try! ^__^

Pada kegiatan ini, saya lebih memfokuskan materi menulis dongeng binatang atau fabel. InsyaAllah, kami berencana untuk membuat buku kumpulan dongeng oleh guru dan siswa SDN 004 Samurangau.




Tanpa terasa, kelas menulis dongeng pun berlangsung selama dua setengah jam. Waktu yang cukup panjang, lebih dari yang saya rencanakan. Saya sangat menghargai apa yang mereka sudah lewatkan buat mengikuti kelas menulis ini. Sebagian dari mereka bahkan belum sempat makan siang (saya juga kekkeke) Untunglah ada beberapa buah gorengan yang bisa menjadi penganjal perut mereka untuk sementara.

ki-ka -- dep-bel: 
Emma, Dika, Sindi, Nelly, Jumi, Rika, Indri, Pitri, Ainun,
Me, Melly, Anna and Mas Banu


sampai jumpa di kelas berikutnya ^_^


4 komentar:

  1. Karena selama ini yang km lihat sehari2 cuma Guru, jadi yang terpikir ya jadi Guru aja ---> *kata-kata kakak ulun wkt ulun mengajukan diri mau kuliah di FKIP* hehehehe.....

    BalasHapus
  2. ka fitri dari jauh kayak reporter trans tv, itu loh baju or jaketnya, hehehe...

    jgn2 yg namanya pitri, fitri, vitri itu orangnya suka nulis ya ka?? hee.. perlu di survey tuh :p

    BalasHapus
  3. wah, iya yah... jaketnya mirip euy sama kru-nya transTV. jadi ingat liputan sekolah di pelosok yang bikin aku termehek-mehek.

    lembaga survey tertarik ga ya??? kekekke

    BalasHapus