Selasa, 12 Januari 2016

Umroh Backpacker, Cara Murah* ke Tanah Suci

taken from UBePe YOgya

"Jarak ke Mekah tidak akan berubah
Bila kita tidak melangkah"


Umroh murah?

Hm, pasti bikin orang mengernyitkan dahi. 
Mana mungkin ada umroh berbiaya murah.
Pasti tipu-tipu nih!





10 Januari 2016 
Bertempat di Whiz Hotel, saya mengikuti Seminar Umroh Backpacker yang digawangi Mbak Laela Achmad. Seminar ini sudah lama saya tunggu-tunggu. Selain karena kepengen tahu banyak, saya juga pengen ketemu sama pembicaranya -Mbak Elly aka Mbak Butet aka Bunda Elly aka Elly Basrah Lubis etc-
Sudah 8 tahun terlewati semenjak kami bertemu terakhir kali di Pantai Kemala. 

Di seminar ini saya jadi lebih banyak tahu kenapa umroh backpacker menjadi alternatif cara pergi ke tanah suci. 
Rasanya kita tidak asing lagi dari mendengar berita batalnya ratusan jamaah dari suatu travel.
Nah, dengan umroh backpacker, kita enggak perlu cemas akan berangkat atau tidak. 
Pasalnya, waktu keberangkatan kita sendiri (atau bareng teman-teman di grup) yang menentukan. Tiket pasti ada di tangan. Tinggal pengurusan visa saja yang butuh perhitungan waktu yang matang sehingga keluar tepat waktu.

Itu baru satu keuntungan.

Hal lain yang bisa kita tentukan sendiri agar sesuai dengan isi kantong adalah dimana kita akan menginap atau apakah kita akan menggunakan katering atau beli makan sendiri di mana saja yang kita suka. Kita juga enggak perlu menjahit baju seragam yang hanya dipakai sekali dan membeli perlengkapan umroh yang ada label travelnya.
Biaya makin terpangkas dari situ.

Inilah mengapa umroh backpacker lebih murah tapi bukan murahan.

Selain keuntungan, umroh backpacker juga punya resiko.
Siapa bilang, jamaah UBePe enggak punya kemungkinan batal berangkat? Ada kok. Kalau perhitungan pengurusan visanya tidak tepat.
Hangus deh tiketnya :D
Hindari teman seperjalanan yang sekiranya akan membawa malapetaka. Tentu bukan hal yang menyenangkan ketika ternyata teman satu perjalanan kita berniat untuk menjadi pekerja di Arab Saudi atau melebihkan waktu tinggalnya di luar izin yang tertera. Semua orang akan terkena dampaknya. 
Maka berhati-hatilah.
Hindari perjalanan tanpa bimbingan. 
Jangan pakai aji 'yang penting sampai' karena lain negara lain pula peraturannya.
Bagi yang memiliki balita, jika ada yang menjaga, lebih baik tidak diikutsertakan. Misalnya jika kita ingin beribadah tapi anak sedang tidur, bisa jadi dilema tuh. Mau pilih anak atau ke masjid.
 



Rencananya para peserta seminar akan berangkat pada Februari 2017. Di bulan depan kami siap-siap mengejar tiket termurah.

Semoga Allah mengirimkan undangannya. Amin

Btw, seusai seminar, saya dan Aisyah banyak bertanya pada Mbak Elly. Pertanyaan-pertanyaan pribadi yang lebih nyaman dilontarkan kala berbincang santai.

Mbak Elly mengatakan:
"Haji dan umroh sama hukumnya. Jika sudah pernah melaksanakan umroh sebelumnya, umroh yang berikutnya terhitung sunnah. Karena itu, jika sudah berumroh, diwajibkan untuk mendahulukan mendaftar haji."

Penjelasan ini sampai sekarang menjadi dilema buat saya. Antrian haji sudah begitu panjang, berpuluh tahun. Rasa rindu sudah menggunung. Namun dana di kantong harus memilih.

^__^


2 komentar:

  1. Mbak Fitri sudah ikutan dengan Umrohnya itu? Kalo sudah boleh dong di kasih tips dan cara-caranya. Soalnya saya juga sedang bersiap untuk Umroh dengan cara itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haduh... maaf ya mas azis, saya baru buka blog ini lagi...

      saya belum ikut umroh dengan cara ini, mungkin bisa cek di fb ubepe ato fb bunda elly ( https://www.facebook.com/mbakbutet?fref=ts )

      Hapus