Selasa, 05 Januari 2016

[BOOK] ZIA Anak Hebat





Zia baru kelas 5 SD ketika banyak hal-hal yang tidak biasa terjadi di rumah. Dari mama yang menangis diam-diam. Bi Akah, pengasuh Zia dan adik-adiknya, pun mendadak minta berhenti dengan alasan pulang kampung untuk mengurus saudaranya yang sakit. Papa yang tidak pulang-pulang. Satu-satu persatu kepingan puzzle muncul. Membingungkan. Hingga suatu hari ketika Zia mencari kacu pramukanya, tanpa sengaja Bu Mumun memberi satu petunjuk yang membantu Zia memecahkan misteri.

Lalu jawaban dari misteri itu pun mengubah kehidupan Zia.


Zia baru kelas 5 SD ketika dia mengatur rencana menyewa mobil untuk pergi ke acara kemping di villa Ola karena mobil yang biasa digunakan mamanya harus dijual. Hanya supaya teman-temannya tidak mengetahui keadaan keluarganya. Ia mulai suka mengarang-ngarang alasan untuk menutupi hal-hal yang ia khawatirkan akan menjauhkan dirinya dari teman-temannya. Zia menyadari benar. satu kebohongan akan melahirkan kebohongan yang lain.

Membuat hati Zia gelisah.

Zia baru kelas 5 SD ketika mama mengajaknya pindah ke rumah yang lebih kecil. Zia harus bisa mengurusi diri sendiri karena tidak ada lagi yang akan membantu mereka seperti Bi Akah atau Teh Marni. Ia tidak bisa lagi pergi atau pulang bareng Nadia karena tempat tinggal mereka kini berlawanan arah. Belum lagi menghadapi Prita dan dayang-dayangnya yang kerap bertingkah menyebalkan.

Ada banyak peristiwa yang membuat Zia pun menjadi anak yang hebat. 





Setelah menuntaskan Putri Si Pembuat Kembang Api, saya kembali tertarik membaca buku anak. Zia Anak Hebat-nya Mbak Linda Satibi yang mendapatkan giliran berikutnya. Mumpung saya lagi senang-senangnya mengisi blog saya yang tahun-tahun kemarin tampak kosong.

Novel anak ini saya dapatkan langsung dari penulisnya loh. Bonus tanda tangan dan sepotong pesan yang sukses membuat saya meringis. Duh! ^_^



Meskipun novel ini terkesan bertema berat, namun Mbak Linda menyajikan dengan ringan kok. Terutama karena si penceritanya diambil dari sudut pandang Zia. Meskipun sisi emosional Zia terasa agak kurang digali. Mungkin karena saya pembaca novel dewasa yang terbiasa mellow-mellow galau sih kekeke... Tapi, saya tetap betah kok membacanya sampai akhir. Terutama di setiap bab selalu diawali oleh paragraf-paragraf sarat isi dan nasehat.

Terakhir, kenapa ada Hairi enggak ada Fitri, Mbak Linda? :p


“Kadang nggak semua yang kita inginkan itu bisa terkabul semua. Karena semua ada waktunya. Kita harus bersabar dan jangan bosan berdoa.”
-Kak Iqbal, hlm.157-



5 komentar:

  1. Makasiii reviewnya..
    hihi.. kalimat terakhirnya.. *colek Hairi.. :D

    BalasHapus
  2. Makasiii reviewnya..
    hihi.. kalimat terakhirnya.. *colek Hairi.. :D

    BalasHapus
  3. hahahaha.... sama-sama, Mbak Linda :)

    semangat nulis yang baru lagi ya....

    BalasHapus
  4. Waakakakakaka..... Pesan duluan ka di novel mb Linda yang baru ada Fitri :p

    BalasHapus
  5. kekkekeke... iya, udah dostep. mudah2an lulus sensor :P

    BalasHapus