Zia baru kelas 5 SD ketika banyak hal-hal yang
tidak biasa terjadi di rumah. Dari mama yang menangis diam-diam. Bi Akah,
pengasuh Zia dan adik-adiknya, pun mendadak minta berhenti dengan alasan pulang
kampung untuk mengurus saudaranya yang sakit. Papa yang tidak pulang-pulang.
Satu-satu persatu kepingan puzzle muncul. Membingungkan. Hingga suatu hari
ketika Zia mencari kacu pramukanya, tanpa sengaja Bu Mumun memberi satu petunjuk
yang membantu Zia memecahkan misteri.
Lalu jawaban dari misteri itu pun mengubah
kehidupan Zia.
Zia baru kelas 5 SD ketika dia mengatur rencana
menyewa mobil untuk pergi ke acara kemping di villa Ola karena mobil yang biasa
digunakan mamanya harus dijual. Hanya supaya teman-temannya tidak mengetahui
keadaan keluarganya. Ia mulai suka mengarang-ngarang alasan untuk menutupi
hal-hal yang ia khawatirkan akan menjauhkan dirinya dari teman-temannya. Zia
menyadari benar. satu kebohongan akan melahirkan kebohongan yang lain.
Membuat hati Zia gelisah.
Zia baru kelas 5 SD ketika mama mengajaknya pindah
ke rumah yang lebih kecil. Zia harus bisa mengurusi diri sendiri karena tidak
ada lagi yang akan membantu mereka seperti Bi Akah atau Teh Marni. Ia tidak
bisa lagi pergi atau pulang bareng Nadia karena tempat tinggal mereka kini
berlawanan arah. Belum lagi menghadapi Prita dan dayang-dayangnya yang kerap
bertingkah menyebalkan.
Ada banyak peristiwa yang membuat Zia pun menjadi anak yang hebat.
Setelah menuntaskan Putri Si Pembuat Kembang Api,
saya kembali tertarik membaca buku anak. Zia Anak Hebat-nya Mbak Linda Satibi
yang mendapatkan giliran berikutnya. Mumpung saya lagi senang-senangnya mengisi
blog saya yang tahun-tahun kemarin tampak kosong.
Novel anak ini saya dapatkan langsung dari
penulisnya loh. Bonus tanda tangan dan sepotong pesan yang sukses membuat saya
meringis. Duh! ^_^
Meskipun novel ini terkesan bertema berat, namun
Mbak Linda menyajikan dengan ringan kok. Terutama karena si penceritanya
diambil dari sudut pandang Zia. Meskipun sisi emosional Zia terasa agak kurang
digali. Mungkin karena saya pembaca novel dewasa yang terbiasa mellow-mellow
galau sih kekeke... Tapi, saya tetap betah kok membacanya sampai akhir.
Terutama di setiap bab selalu diawali oleh paragraf-paragraf sarat isi dan nasehat.
Terakhir, kenapa ada Hairi enggak ada Fitri, Mbak
Linda? :p
“Kadang nggak semua yang kita inginkan itu
bisa terkabul semua. Karena semua ada waktunya. Kita harus bersabar dan jangan
bosan berdoa.”
-Kak Iqbal, hlm.157-
Makasiii reviewnya..
BalasHapushihi.. kalimat terakhirnya.. *colek Hairi.. :D
Makasiii reviewnya..
BalasHapushihi.. kalimat terakhirnya.. *colek Hairi.. :D
hahahaha.... sama-sama, Mbak Linda :)
BalasHapussemangat nulis yang baru lagi ya....
Waakakakakaka..... Pesan duluan ka di novel mb Linda yang baru ada Fitri :p
BalasHapuskekkekeke... iya, udah dostep. mudah2an lulus sensor :P
BalasHapus