Rabu, 19 Desember 2012

[Samurangau] Menjaring Sinyal


Saya bukannya lagi kurang kerjaan. Apalagi mendadak menjadikan satu-satunya alat komunikasi yang saya punya sebagai pajangan. Di dapur pula. kekekeke... Tapi, cara inilah yang menjadi salah satu alternatif yang bisa digunakan supaya saya bisa tetap menghubungi kerabat di luar Samurangau. Meskipun akhirnya saya harus bolak balik setiap kali tanda ada pesan masuk terdengar.

Kartu halo yang saya gunakan megap-megap selama berada di sana, meskipun sesekali pesan masuk masih bisa saya terima. Terutama ketika saya berada di ruang perpus (lebih tepatnya di depan pintu). Setelah berada di sana cukup lama, saya mulai tahu, di wilayah mana saja si bebek saja bisa berfungsi. Saya pernah menerima telepon dari mbak Mina - PKPU sewaktu berada di sekolah. Saya pikir, jika saya berada di tengah lapangan maka sinyal akan semakin baik. Ternyata asumsi saya SALAH BESAR. Pembicaraan kami langsung terputus begitu saja. T_T

Untuk mengganti kartu halo saya dengan kartu keluaran indo***, rasanya saya keberatan. Mengganti kartu itu seperti mengganti separuh jiwa saya. Enggan rasanya membongkar pasang sesuatu yang sudah nyaman untuk digunakan. Kecuali kalau saya berniat beli ponsel lagi. Tapi, itu alternatif terakhir. Saya ogah bawa-bawa banyak ponsel lagi. Saya juga jarang memberi suara tanda pesan masuk atau panggilan masuk, yang tak jarang membuat saya melewatkan beberapa telepon penting ^_^

Akhirnya saya menggunakan cara yang diajarkan oleh mbak Purna untuk tetap bisa berkomunikasi dengan dunia luar (meskipun enggak lancar-lancar amat). Saya sampai terkesiap dan tertawa setelahnya, ketika mengetahui fungsi pisau yang memang sengaja diletakkan di jendela. Kalau terpaksa, saya harus naik ke atas tempat pencucian piring supaya bisa menelepon. Saya berharap, saya tidak harus melakukannya. ^__^

6 komentar:

  1. hahahahaha.....
    Kalau di Barabai, di rumah nini di kampung malah lebih lancar jaya ka jaringannya di banding di rumah ulun yang di pusat kota :D

    BalasHapus
  2. klo ditengah kota biasa terhalang tembok. di rumahku klo nelp pake fle** atau indo*** harus keluar rumah, sambil teriak2 pula kek di hutan kekekeke

    BalasHapus
  3. sangar euy fotonya... ada pisaunya. hahaha...
    jadi ingat cerita seseorang yang dulu pernah cerita ke ulun tentang susahnya sinyal di daerah antah berantah :D

    BalasHapus
  4. kekekeke... sinyal hp memang punya banyak cerita ya :D

    BalasHapus