Senin, 12 November 2012

[Samurangau] menujumu



Sejak pagi, hujan mengguyur tanah kota minyak. Tak nampak sedikit pun tanda-tanda akan berhenti. Berkali-kali saya menyibak tirai kamar, memperhatikan langit yang ditutupi awan kelabu lalu merapalkan satu doa. Tuhan, tolong redakan hujanMu.

Bepergian di saat hujan, bagi saya, lumayan membuat was-was. Terutama jika saya menempuhnya lewat laut atau udara. Apalagi medan yang akan saya hadapi tak pernah saya jejaki sebelumnya. Jadilah saya banyak-banyak berdoa. Berharap tak ada kendala berarti di perjalanan nanti.

Setelah tiga kali mengubah jadwal keberangkatan, akhirnya saya harus meninggalkan rumah setelah shalat dhuhur dalam guyuran hujan yang lumayan deras. Adik saya yang bersikeras mengantar saya ke kantor PKPU, tidak membiarkan saya pergi sendiri. Sayangnya, dia tak kunjung datang karena tak ada yang menunggui kantornya padahal waktu yang saya sepakati dengan Mbak Mina sudah dekat. Tak ada jalan lain selain memesan taksi.


Perjalanan kali ini memang yang terdekat jaraknya bila dibandingkan dengan perjalanan saya lainnya yang menyeberang pulau. Tapi entahlah, mungkin karena cerita orang-orang mengenai tempat yang akan saya datangi membuat mama saya was-was. Tak rela melepas anak gadisnya dengan orang yang belum beliau kenal. Kadang-kadang, saya merasa kesal jika diperlakukan seperti anak kecil. Tapi, saya kembali menenangkan hati. Saya seharusnya bersyukur, masih memiliki orang tua yang menyayangi saya dengan caranya. Alhamdulillah, kehadiran Mbak Rahma yang tak saya sangka membuat saya lega. Cepat-cepat saya mengirimkan sebuah pesan. Saya tak pergi sendiri. Ada seorang teman perempuan yang mendampingi.




Tiba di Pelabuhan Semayang, hujan sudah reda. Beberapa speed boat ditambatkan di tiang-tiang besi bercat kuning yang memagari jembatan. Dua buah kapal tarik berlabuh bersisian. Saya mencari-cari speed boat milik PT. Petrosea yang akan mengantarkan kami ke seberang. Tak berapa lama, kapal kecil bercat hijau muncul di depan mata.

Sebelum naik ke atas speed boat, setiap penumpang diwajibkan mengenakan jaket pelampung, ukurannya benar-benar menenggelamkan tubuh saya yang kecil. Pak Usman, supir yang setia mengantarkan Tim PKPU akhirnya melepas kepergian kami setelah memberi petunjuk apa yang harus kami lakukan setelah tiba di seberang.

Langit masih tersaput awan kelabu namun laut tak bergelombang. Speed boat melaju tenang. Sesekali digoyahkan gelombang. Saya yang sudah lama tak naik kapal, memilih berada di luar. Menghindari rasa mual yang akan muncul jika saya tak terkena angin laut. Lagipula kami tak rela jika hanya duduk tenang di bagian dalam speed boat. Perjalanan ini wajib diabadikan. Hingga kelak, jika kami terlupa, ada foto-foto yang bisa memancing kenangan itu muncul kembali.
Perjalanan menggunakan speed boat tak membutuhkan waktu lama. Kurang lebih sepuluh menit. Rasanya belum puas berlayar, kami sudah sampai di Pelabuhan Penajam. Di sebelah pelabuhan ferry yang tampak sepi. Ketika speed boat merapat, bocah-bocah beraroma laut datang mendekat. Menawarkan jasa untuk membawakan tas-tas milik kami.

Saya yang membawa dua ransel, jelas membutuhkan tenaga salah satu dari mereka. Dengan imbalan lima ribu rupiah, bocah berkulit legam bersedia membawakan ransel saya sampai ke mobil jemputan. Bocah berkulit legam itu menimbulkan banyak tanya di hati saya. Apakah dia masih sekolah? Apakah dia melakukan pekerjaan ini untuk membantu orang tuanya ataukah hanya untuk mendapatkan uang jajan lebih banyak? Entahlah! Mungkin esok lusa, jika saya kembali lagi, saya punya kesempatan untuk bertanya-tanya. Saya ingin menuliskan cerita tentang mereka.

Di parkiran, sebuah mini bus bertuliskan Khusus Untuk Karyawan Petrosea telah menunggu. Selain kami berempat, ada tiga orang lainnya. Perjalanan sampai ke Batu Sopang akan memakan waktu kurang lebih empat jam.

Saya mulai tak sabar. Saya benar-benar ingin tahu. Bagaimana wajah kota-kota kecil di Kalimantan Timur yang belum pernah saya jejaki sebelumnya. Apakah seperti dalam bayangan saya, ataukah sangat berbeda jauh.

Kita lihat saja nanti! ^_^






Tidak ada komentar:

Posting Komentar