Tadinya saya semangat banget posting tulisan di blog ini. Eh... tapi, setelah jatah nge-net habis dan saya punya setumpuk agenda yang bikin saya lupa mampir beli pulsa, terbengkalai lagi deh. Terutama 'utang tulisan' yang seharusnya saya setor beberapa hari yang lalu. Nah, setelah berhasil nge-bajak modem adik saya, akhirnya bisa kembali beraksi di dunia maya.
Ceritanya saya rela banget ditimpuk sama Hairi Yanti aka Hai. Pengennya sih supaya ide nulis tetap ada. Secara belakangan ini malas banget memperbanyak tulisan di blog. Timpukannya berupa cerita bersambung. Silahkan dibaca ya keterangannya di bawah ini:
Baiklah, program ini namanya Cerita Bersambung Blogger, yang punya syarat dan ketentuan sebagai berikut :
- Meneruskan cerita bersambung dari blogger sebelumnya dengan panjang cerita minimal 100 kata (Lanjutan cerita bebas baik dari segi plot dan alur cerita, dll);
- Point of view atau sudut pandang cerita menggunakan sudut pandang orang pertama, seolah-olah penulis/pembaca menjadi tokoh utama di dalam cerita;
- Berikan Judul artikel cerita dengan format, Cerita Bersambung Blogger : Judul Cerita;
- Pada akhir cerita cantumkan cerita sebelumnya dengan format, Cerita Sebelumnya : Judul cerita oleh Nama Blogger dan sertakan pula link judul cerita ke artikel cerita dan nama blogger ke URL Blog;
- Setelah selesai menulis cerita, pilih satu teman blogger untuk meneruskan cerita selanjutnya dan beri link URL blog temanmu;
****
PENASARAN
"Silahkan diganti dulu pakaiannya, Nak
Arya.” Suara Pak Bahri mematahkan tatapan mataku yang masih saja mengarah ke
pintu. Tempat Nina muncul lalu menghilang dari pandanganku. “Bukan baju baru
memang, tapi sekiranya cukup menghangatkan badan Nak Arya. Mudah-mudahan Nak
Arya tidak keberatan.”
“Tentu saja tidak, Pak. Kehadiran saya di
sini sudah cukup merepotkan Bapak.”
Lelaki itu tersenyum. Dia lalu berdiri dari
duduknya. Bersiap meninggalkanku di dalam kamar beraroma kopi. Segelas minuman
hitam pekat itu masih mengepulkan asap tipis.
“Pak,” ragu-ragu aku menghentikan langkah
Pak Bahri. "Suami Nina apa sudah menceraikannya?" tanyaku. Rasa ingin tahuku mendadak muncul setelah mencerna cerita Pak Bahri.
"Secara hukum Nina
masih menjadi istri orang, Nak Arya. Malang benar nasib
si Nina. Sekarang dia harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di rumah
makan kami. Keluarganya tidak ada yang mau menerima setelah kejadian itu."
"Kejadian apa, Pak?”
tanyaku semakin penasaran.
"Nina menikah tanpa
persetujuan keluarganya. Itulah kalau cinta
yang buta mengalahkan restu orang tua."
Aku terhenyak.
****
Cerita sebelumnya: Sekejap CLBK by Hairi Yanti
Cerita ini akan dilanjutkan oleh Mbak Linda Satibi
Ah makin penasaran membaca kisah selanjutnya...
BalasHapussama..... :D
BalasHapusWah seru banget yah ini "Cerita Bersambung Blogger" semakin penasaran gmn ide2 cerita yang lainnya.
BalasHapusSalam kenal Sist, berkunjung ke rumah aku juga yaa
salam kenal juga, mbak keke.... :D
BalasHapus