Jumat, 03 April 2015

[cerita buku] The Various Flavours of Coffee - Rasa Cinta dalam Kopi







Dengan secangkir kopi, hidup Robert Wallis berubah.

Semula Ia tampak menyesalinya, masa itu sangat menyenangkan kalau kita muda dan berada di London, dan aku akan kehilangan sebagian besar dari itu--sialan!--hanya gara-gara komentar yang kebetulan kuucapkan yang terdengar oleh seseorang bernama Pinker [hal. 12 & 13]

Tapi, setelah itu dia menikmati pekerjaan barunya sebagai penyusun daftar 'kosakata kopi' berdasarkan cita rasa dan aroma kopi.



Ada banyak hal yang diceritakan oleh Anthony Capella, bahkan di seratus halaman pertamanya (aku baru sampai di halaman 119). Nyaris setiap halaman memberi pengetahuan baru, terutama kalau kamu bukan pecinta kopi seperti aku yang tidak terlalu tertarik mencari tahu darimana segelas kopi di tanganku ini berasal.

Ada yang menarik perhatianku.

Robert Wallis bercita-cita menjadi seorang penyair. Karenanya dia memiliki banyak kosa kata untuk sebuah rasa. 

Nah, untuk yang suka minum kopi ada enggak sih yang pernah merasakan kopi berasa handuk basah atau berkarat? 
atau mencium aroma yang asap kayu atau rumput yang baru dipotong?

Deskripsi semacam itu tentu saja membuat iri.

Aku bahkan kepayahan menjelaskan aroma tertentu atau tekstur sebuah benda. 

Inilah alasan mengapa aku lebih suka membaca novel-novel terjemahan. Mereka, para penulis itu, memiliki banyak cara untuk menggambarkan sesuatu. Manis atau asin yang mereka tuliskan bukanlah manis atau asin yang umum. Asin keringat atau asin garam tentu saja berbeda kan, ya?

Nah, ini waktunya belajar lagi. Masih ada 500an halaman yang menanti sampai aku memutuskan apakah Robert Wallis itu menyebalkan atau tidak, seperti yang disebutkan di berbagai review buku ini.

-end-

 



 





2 komentar:

  1. Kovernya agak rame ya fit.
    eh padahal aku nunggu reviewmu untuk novel Ilana Tan terbaru lho :D

    BalasHapus
  2. Ilana Tan... sepertinya harus menunggu sampai Hairi Yanti balik dari Barabai, eqi :D

    BalasHapus