Minggu, 15 September 2019

Menjadi Penulis Serba Bisa Dengan Asus Vivobook Ultra A412






Menurut KBBI
pe-nu-lis n 1 orang yang menulis; 2 pengarang



Menurut saya
pe-nu-lis n 1 orang yang menulis; 2 pengarang; 3 orang yang KUDU bisa apa aja 



Saya pikir, dulu, pekerjaan penulis hanya menulis naskahnya sampai selesai kemudian mengirimkannya ke penerbit atau media massa, seperti koran atau majalah. Menunggu kabar dimuat atau diterbitkan. Menerima honor atau royalti saat diterima. Merevisi ulang naskah lalu kembali mengirimkannya ke penerbit atau media lain ketika ternyata naskahnya ditolak. 


Menulis. Kirim. Menulis. Kirim. Menulis. Kirim.

Sesederhana itu.


Ternyata setelah resign dari pekerjaan dan ‘berupaya’ untuk menjadi seorang full writer, banyak hal yang enggak saya bayangkan akan saya hadapi untuk menjadi penulis yang saya impi-impikan sejak dulu itu. Hal-hal yang membuat gemes sampai frustasi hingga saya pernah berpikir bahwa apakah saya sudah salah membaca petanda-petanda dari alam. Menulis seharusnya tetap menjadi hobi dan bukannya dibela-belain setengah mati supaya menjadi profesi. Kelebatan-kelebatan pikiran negatif pun memenuhi kepala saya, apalagi ketika melihat isi dompet yang tinggal selembar warna biru sementara simpanan terus tergerus angka-angkanya. Naskah-naskah yang saya kirimkan tak ada berita. Entah diterima atau ditolak. Mau kembali melamar pekerjaan, saya telanjur tak cinta pada rutinitas eight to five yang sudah pernah saya jalani selama 11 tahun. 


Daku kudu piye?

Di sinilah saya mulai mengkhianati default genre saya. Saya beralih dari genre romance ke genre fantasy. Mengharapkan keajaiban, semisal tiba-tiba ada ibu peri yang datang mengubah bungkus-bungkus permen mint kesukaan saya menjadi lembaran 100 dollar. Mendadak ada sultan yang mengakui saya sebagai anaknya (jangan sampai si mak saya baca ini kekekeke). Atau saya terbangun di waktu yang berbeda setelah menjelajah dengan mesin waktu.


Alhamdulillah, sebelum saya harus beralih ke genre thriller atau malah horor, Allah membuka pintu-pintu yang kemudian membawa saya pada hal-hal yang menyenangkan. Satu persatu peristiwa yang membuat saya batal menyesal berjuang menjadi penulis pun terjadi. 


Saya berhasil memenangkan lomba novelet, naskah saya diterbitkan di sebuah platform buku digital, diajak bekerja sama dengan perpustakaan kota dalam penyediaan ebook, mendirikan penerbitan indie, menjadi editor sekaligus layouter, mendesain poster, menjadi tutor menulis di salah satu SDIT di Balikpapan, menjadi pembicara di sebuah event universitas negeri, menerima tawaran menulis skenario film, memenangi picthing forum yang kemudian mengharuskan saya menjadi sutradara dan memproduksi film pendek dokumenter, dan seterusnya... 





Menjadi penulis, ternyata enggak melulu tentang menulis untuk menjadi buku, seperti di awal tujuan saya. 


Menjadi penulis, saya harus bisa menulis apa saja dan melakukan apa saja yang berkaitan dengan dunia kata (selama saya merasa mampu dan bersedia melakukannya). Apalagi di masa milenial berjaya, yang style dan printilannya lumayan berbeda dengan saya. Suka atau enggak, saya pun harus bisa berlari bersama mereka kalau tidak ingin tertinggal di belakang dan asing dengan segala sesuatunya. 


Dan... untuk bisa melakukan apa saja itu, saya jelas sangat membutuhkan alat tempur yang mumpuni. Ponsel dan laptop yang dapat terkoneksi internet menjadi duo senjata pamungkas yang wajib dipunyai. 


Dahulu, saya hanya memilih laptop berdasarkan, oh, HARGAnya pas nih di kantong. Oh, RAMnya oke juga. Oh, RUANG PENYIMPANANnya cukup untuk menyimpan naskah tulisan dan drama Korea kesukaan saya. Oh, WARNA putihnya cakep kalau dibawa presentasi. 


Hanya sebatas itu. 


Apalagi kalau saya ke toko komputer tanpa membaca review produk terlebih dahulu, yang ada saya bakal kemakan sama rayuan pulau kelapanya si mbak atau si mas salesnya. Mungkin hanya saya saja atau kamu juga pernah merasakan betapa nge-blank-nya kita saat berada di toko ketika hendak membeli sesuatu. Terkadang sudah yakin mau beli bareng A, tapi karena rayuan si mas atau si mbaknya lebih menggoda, alhasil saya bawa pulang barang B. Sangat tidak baik. Jangan ditiru, ya! 



Pucuk dicinta ulam pun tiba.


Pas kepengen punya laptop baru menggantikan ASUS X452SE yang sudah setia menemani saya selama ini (yang layarnya telah berubah pink seperti warna kesukaan saya, hiks), saya mendapatkan kabar kalau akan diadakan ASUS Blogger Gathering di Balikpapan pada tanggal 7 September 2019. Saya yang biasanya cuma bisa mengintip kemeriahan setiap event yang diadakan oleh ASUS INDONESIA pun punya harapan bisa ikut serta. 






Selain bisa mendapatkan informasi mengenai produk yang saya inginkan langsung dari sumber maha terpercaya, saya juga bisa bertemu dengan teman-teman yang walaupun sekota, hanya sering bersapa melalui media sosial. Kalau tak ada event, kami jarang sekali bisa punya 1 hari dengan agenda yang sama. 


Surprisenya, saya akhirnya bisa bertemu dengan mbak KATERINA yang sudah saya tahu sejak jaman Multiply masih berjaya. 


Saya deg-degan juga sewaktu mengirimkan form pendaftaran. Pasalnya, blog saya tak ada postingan terbaru. Kalau berdasarkan pada blog yang sering di update, saya enggak bakalan dapat undangan nih, begitu pikir saya. 


Alhamdulillah, setelah nyaris lupa dan hampir rela enggak kebagian kursi di acara ASUS yang bertema Colorful is My Life, saya mendapatkan email berisi undangan. Senang banget. Sampai enggak sabar ingin segera sampai ke tanggal 7 September. Apalagi Mbak Katerina mengiming-imingi siapa pun yang datang dan menghadiri acara sampai selesai, kalau dia perempuan maka akan mendapatkan selendang songket Riau dan kalau dia laki-laki maka akan memperoleh tanjak songket Riau. Belum lagi taburan foto-fotonya yang colorful yang dikirimkan di chat grup semakin membuat saya tak henti menghitung hari. 


Finally, selain bisa berkumpul dengan teman-teman se-Balikpapan, saya bakalan punya cerita yang bisa dipajang di blog nih lagi! 



THE DAY 


Semalaman saya memikirkan warna apa, ya, yang pas dipakai ke event yang berkode colorful ini. Pakaian saya memang didominasi warna-warna gelap dan gradasi pink. Pilihan saya pun jatuh pada gamis hitam dan kerudung pink. Saya memang agak tidak merasa nyaman dengan warna yang tabrak lari. Karenanya saya pun menyukai warna barang-barang yang senada antara satu dengan lainnya. Termasuk laptop yang ketika saya gunakan untuk presentasi di hadapan calon klien potensial atau mengajar cocok dengan warna baju yang saya kenakan dan template slide presentation yang saya gunakan. 


Apa enggak ribet? 


Enggak juga kalau terbiasa. Toh, hal itu untuk menambah kepercayaan diri supaya berhasil dalam pekerjaan yang saya lakukan. 


Sejak pukul 12 teng, satu persatu dari kami mulai mengisi form registrasi. Di bagian ini seru banget karena saya bertemu dengan teman-teman lama dan baru. Gathering ini pun rasa reunian.



Source: ig: katerinadaily 



Source: ig: katerinadaily 


Mbak Katerina yang mungil dan anggun pun menyambut. Ah, senangnya akhirnya bisa bertemu. Saya dan teman-teman pun dipersilahkan untuk mengambil selendang songket yang sudah diberi nama masing-masing. Saking serunya saling memasangkan selendang, kami hampir saja terlewat menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan Mbak Katerina dengan matang 😉



Sudah miripkah dengan pemilihan putri? 😀



Belum apa-apa, kami sudah tak sabar ingin mendengar pengalaman manis dan liku-liku mbak Rien menjadi seorang blogger yang berhasil mendapatkan kepercayaan besar dari ASUS. Saya yang belakangan ini sedang kehilangan arah nge-blog, pengen sekali mendapatkan suntikan semangat dari beliau.


Selama acara berlangsung, semua peserta mengikuti dengan antusias. Terutama ketika kami saling berlomba membuat foto skenario yang paling bagus. Hadiah utamanya lumayan bikin ngiler.






Oiya, sebelum menghadiri ASUS Blogger Gathering, saya sudah sedikit mengintip produk-produk terbaru ASUS. Duh, ngiler banget dengan warnanya yang colorful dan berjiwa muda. Sayang, saat tiba di venue yang bertempat di Quartz 1 Room, lt.16, Panin Tower, Balikpapan, saya dihadapkan pada ASUS Vivobook Ultra A412 berwarna slate gray. 




Oh, di mana dia si peacock blue yang kata orang kalau dilihat dari angle yang berbeda akan berubah warna. Kadang biru, kadang ungu. Mana si coral crush, si merah yang menggoda. Pupus harapan berfoto dengannya sebelum dapat memilikinya. 



Tapi, setelah mendengarkan penjelasan dari mas DAVID Windra, Account Manajer ASUS wilayah Kaltimtara yang pandai berpantun dan mas AFIT Husni, seorang digital nomad, saya melupakan dahulu urusan warna dan lebih terpaku pada apa sih yang bisa saya dapatkan kalau memiliki ASUS Vivobook Ultra A412.


ASUS yang go public sejak tahun 2005 telah menelurkan berbagai macam produk. Di seluruh belahan dunia terdapat 420 juta motherboard buatan ASUS. Belum lagi produk lainnya seperti graphics card, notebook, netbook, produk networking server dan workstation, monitor, optical storage, peripheral, produk multimedia dan aksesoris komputer. Dari tahun ke tahun ASUS terus berkembang dan menjadi unggulan dalam menghasilkan produk-produk terbaru di kelasnya. Wah... sebagai pengguna ASUS, saya merasa senang sebab ASUS benar-benar memperhatikan kebutuhan penggunanya yang setia.


Dan yang terbaru... tentu saja ASUS Vivobook Ultra A412. Ultrabook mungil dengan desain stylish serta powerful. Selain jagoan dalam urusan menangani pekerjaan juga asyik dijadikan teman bermain. Bodinya yang sangat tipis dan ringkas membuatnya mudah dibawa ke mana aja.



NanoEdge Display


ASUS Vivobook Ultra A412 mendapatkan gelar “world’s smallest colorful 14-inch ultrabook” atau “ultrabook berlayar 14-inci paling kecil dan paling berwarna di dunia” bukan tanpa sebab. Laptop ini memiliki ukuran panjang 32 cm dengan lebar 21 cm. Sementara ketebalannya berada di angka 1,9 cm. 


Kamu perlu tahu: Sebuah laptop memiliki kualifikasi untuk bisa disebut sebagai ultrabook jika memiliki bodi dengan ketebalan di bawah 2 cm


Source: www.asus.com 

Berkat tehnologi yang belakangan ini diusung oleh ASUS. Fitur premium yang disebut NanoEdge Display inilah yang memungkinkan layar tampil dengan bezel yang sangat tipis. Hanya 5,7 mm. Bezel yang tipis inilah yang dapat memperkecil bodi ultrabook sehingga mampu menghadirkan screen-to-body ratio hingga 87 persen. Layar terasa luas. Laptop 14 inchi rasa laptop 13 inchi, loh.


Pasti bakal nyaman banget kalau dipakai untuk menulis, searching data untuk tulisan, melayout naskah yang masuk, menonton drakor atau bahkan bermain games. Pandangan pun enggak bakalan terganggu dengan keempat sisinya yang sekarang nyaris tanpa bezel. Dan, buat kamu yang sering menggunakan webcam untuk ber-videochat, jangan gundah. Meskipun tipis, HD Web Camera-nya masih tersedia, kok.



ErgoLift Design


ASUS Vivobook Ultra A412 didesain dengan mekanisme khusus, yang disebut Ergolift Design. Mekanisme khusus yang membuat bodi utama (bagian yang terdapat keyboard dan komponen) laptop ini dapat terangkat dan membentuk sudut dua derajat.


Source: www.asus.com 



Ada tiga benefit yang bisa kita dapatkan dari laptop yang didesain dengan mekanisme Ergolift ini.


Pertama, pada saat digunakan bodi akan sedikit terangkat sehingga pada saat mengetik, kita akan merasa lebih nyaman dibandingkan menggunakan laptop lainnya yang biasanya memiliki desain keyboard dengan posisi mendatar. 


Kedua, rongga udara ekstra yang dibentuk berkat bodi VivoBook Ultra A412 yang terangkat membuat aliran udara semakin lancar dan sistem pendinginan dapat bekerja lebih optimal. Jadi, kamu enggak akan terganggu dengan rasa panas yang dihasilkan ketika berlama-lama menggunakan laptop ini. 

Ketiga, performa audio yang maksimal. Dengan desain ErgoLift ini suara yang dihasilkan pun lebih jelas, apalagi menggunakan tambahan speaker dari Asus SonicMaster.


Pada saat saya menulis novel, saya bisa mengetik hampir sepanjang hari. Terlalu sering mengetik dalam waktu yang lama ternyata mudah membuat punggung dan pundak saya pegal dan jari jemari saya ngilu. Puncaknya, dua bulan yang lalu. Saya sampai harus membebat tangan saya karena ibu jari saya akan terasa sangat sakit saat digerakkan untuk memegang sesuatu, merobek, mengunci pintu, mengancing baju, dan semua gerakan yang melibatkan ibu jari saya. Terutama mengetik di laptop.


Source: www.visageplasticsurgery.co.nz 


Selama lebih dari sebulan saya harus mengerjakan banyak hal dengan tangan kiri.

Para penulis memang dibayang-bayangi oleh beragam efek samping dari kebiasaan bekerja dalam posisi duduk dalam jangka waktu yang lama dan penggerakan tangan yang berulang yang dapat menyebabkan sakit, entah itu sakit punggung, sindrom carpal tunnel, atau seperti yang saya alami rasa nyeri yang amat sangat di jempol yang disebut sindrom De Quervain.

Selain ErgoLife Design, ASUS Vivobook Ultra A412 memiliki rancang bangun khusus pada keyboard-nya agar kita dapat mengetik dengan nyaman. Keyboard di Vivobook Ultra A412 menggunakan layout tenkeyless yang ringkas dan telah dilengkapi dengan LED backlit agar kita tetap bisa mengoperasikan laptop ini meski dalam keadaan gelap sekalipun. So, buat kamu yang kepengen begadang menulis tapi enggak mau ketahuan si mama, bisa banget pakai laptop ini.


Source: press realese 


Tiap-tiap tombol pada keyboard Vivobook Ultra A412 memiliki key travel sejauh 1,3mm yang cukup nyaman digunakan untuk mengetik. Jarak antara tombol juga tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jauh sehingga kita dapat beradaptasi dengan sangat cepat ketika menggunakan laptop ini. Menariknya, setiap tombol pada keyboard memiliki durabilitas tinggi dan telah lolos uji hingga 10.000 kali tekan. Wow! 

ASUS Vivobook Ultra A412 ini benar-benar, ya, laptop idaman. Karena laptop yang nyaman tanpa melelahkan tangan apalagi mencederainya sangat dibutuhkan oleh seorang penulis supaya bisa tetap berkarya. 

Oiya, ASUS Vivobook Ultra A412 ini juga memiliki bobot yang ringan. Buat saya yang ke mana-mana selalu menggendong ransel, laptop dengan bobot seringan ini enggak akan membuat pundak cepat lelah. 




Pekerjaan saya enggak menuntut untuk berkantor dengan rutinitas eight to five membuat saya bisa bekerja di mana saja. So, laptop ringan dengan desain ringkas akan menjadi poin penting yang saya bakal catat gede-gede ketika hendak membeli laptop ini dan sebagai senjata penangkis si mbak atau si mas sales kalau berusaha mengalihkan perhatian saya ke laptop lainnya. 



PRE- Install Windows 10 Pro Original, FingerPrint & Windows Hello

Nah, nikmat mana nih yang bisa kamu dustakan dari ASUS Vivobook Ultra A412 ini. Windows abal-abal yang tiba-tiba berulah bisa banget mengganggu proses menulis atau mengoreksi naskah, padahal tenggat waktu penyelesaian sudah semakin dekat. Dengan dilengkapi windows yang asli, kita enggak perlu lagi beli yang ori atau berkali-kali menginstall ulang. Saya juga enggak bakal memerah muka pas melakukan presentasi atau mengajar di hadapan khayalak ramai, tau-tau di kanan bawah layar laptop saya bertuliskan.... 


This copy of Windows is not genuine 


Duh! Sedih kan, ya? Sebagai penulis yang selalu menggaungkan SAY NO TO COPY PASTE! SAY NO TO PLAGIATOR, eh... ternyata saya ngebajak juga. Hiks... 


Source: www.asus.com 


Kalau saya memiliki ASUS Vivobook Ultra A412, saya pasti enggak akan deg-degan kalau meninggalkannya dalam posisi menyala. Pasalnya, enggak akan ada orang yang bisa membuka file-file naskah yang tersimpan di dalamnya selain saya. Mereka enggak akan bisa mencuri tahu bagaimana akhir dari novel yang saya tulis, misalnya. Sebab sebuah sensor pemindai sidik jari atau fingerprint telah ditempatkan di bagian touchpad-nya. Fingerprint tersebut sudah terintegrasi dengan fitur Windows Hello sehingga kita bisa masuk ke dalam sistem tanpa harus mengetikkan password. Cukup hanya menyentuhkan jari saja. Tring! 


PERFORMA HANDAL 

Sebuah ultrabook atau laptop mainstream biasanya hadir dengan spesifikasi standar dan tidak memiliki kemampuan olah grafis yang baik. Hal tersebut untungnya tidak terjadi di Vivobook Ultra A412 karena laptop ini telah dilengkapi dengan chip grafis NVIDIA GeForce MX250 yang juga ditenagai oleh VRAM GDDR5 sebesar 2GB. Keberadaan chip grafis ini membuat Vivobook Ultra A412 tampil sangat menarik. Bagaimana tidak menarik, laptop ini bisa pun digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga grafis ekstra, seperti video editing. 

Loh! Apa gunanya sih video editing untuk penulis? Buat yang belum tahu, seorang penulis pun sebaiknya memiliki kemampuan dasar untuk mengedit video. Sekarang ini cara mempromosikan buku yang kita tulis tidak lagi berupa caption berbunga-bunga di medsos atau menghambur-hamburkan foto buku/foto bersama buku/testimoni-testimoni pembaca, tapi video-video sederhana yang menunjukkan seperti ini loh tokoh si A yang aku maksud. Begini latar yang hendak kusampaikan. Jalan ceritanya kira-kira begitu, bla... bla... bla... ya, semirip teaser-teaser film atau drakor yang biasa bermunculan berulangkali sebelum hari penayangannya. 


(Pertanyaan untuk saya) Nah, kamu udah pernah bikin belum video promo bukumu?

Karena laptop saya dalam kondisi kritis, saya pengen ngeles dunk.

Jawabnya: Belum! Hiks! 


ASUS Vivobook Ultra A412 memiliki beberapa konfigurasi unit dan mengandalkan Intel Core i3 - i7. Prosesor Intel generasi ke-8 ini hadir dengan base clock di 1,8GHz dan boost clock hingga 4,6GHz. Prosesor ini juga menggunakan konfigurasi 4 core 8 thread dan memiliki TDP hingga 15 watt yang cukup hemat daya. 

ASUS Vivobook Ultra A412 yang juga dilengkapi dengan RAM DDR4 serta penyimpanan menggunakan M.2 SSD, VivoBook Ultra A412 mampu tampil lebih kencang. 


Nah, kata Mas Afit, orang-orang (saya dan mereka yang belum tahu) sering salah kaprah ketika ingin meningkatkan performa laptopnya. Mereka lebih memilih menambah kapasitas RAM daripada STORAGE. Jadi, lebih baik mengganti HDD menjadi SSD agar dapat menyimpan file lebih banyak namun tetap kencang saat digunakan. 


Storage ASUS Vivobook Ultra A412 yang didesain dengan dual-storage yang sudah lumayan cukup buat saya yang lebih banyak menyimpan naskah berupa tulisan. Kalau kepengen file film, drakor, atau foto yang bejibun aman, ada HDD storage yang bisa di-up hingga 2 TB. Wih, kebayangkan berapa banyak file yang bisa ditampung di ultrabook ini. 

Tidak hanya powerful secara performa, VivoBook Ultra A412 juga powerful dalam hal konektivitas. Bodinya yang sangat ringkas, tidak menghalangi VivoBook Ultra A412 hadir dengan beragam port, mulai dari USB Type-A, USB Type-C, HDMI dan audio port. Jadi, kita dapat terkoneksi dengan berbagai macam perangkat dan aksesoris tambahan.


Source: press release 



Sebagai laptop yang ringkas yang mengedepankan mobilitas, VivoBook Ultra A412 juga dilengkapi dengan opsi konektivitas nirkabel. Koneksi WiFi dual-band 802.11ac (2x2) membuat laptop ini tetap dapat terkoneksi dengan internet. Sementara Bluetooth 4.2 membuat berbagai aksesoris nirkabel dapat terhubung secara leluasa. 

VivoBook Ultra A412 dilengkapi dengan baterai berkapasitas 37Wh yang sebenarnya tergolong lebih kecil dikarenakan ruang yang sangat terbatas. Fortunetely, menurut pengujian menggunakan PCMark 8 Battery, laptop ini mampu bertahan selama kurang lebih 3 jam 25 menit. Artinya, VivoBook Ultra A412 masih bisa digunakan untuk kegiatan ringan hingga menengah selama kurang lebih 3,5 jam. Walaupun mungkin terasa kurang lama, ada kok fitur fast charging yang hanya membutuhkan waktu 45% untuk mencapai 60%. Jadi, bisa kuburu kalau mendadak ada keperluan di luar rumah atau kantor. Sedangkan adapternya pun memiliki ukuran yang mungil serta ringan, sehingga tetap tidak terlalu merepotkan ketika digunakan dan dibawa bepergian. 


Express yourself through color 

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, ASUS Vivobook Ultra A412 mempunyai 4 varian warna yang sangat cocok digunakan untuk pengguna milenial yang colorful dan energic serta penyuka keselarasan warna seperti saya. 


Transparent silver memberikan tampilan yang ramping dan canggih. Slate grey untuk pendekatan yang lebih sederhana. Peacock blue yang dapat berubah warna saat melihat dari sudut yang berbeda (mungkin ini seperti seekor merak yang tengah mengembangkan ekornya, ya). Serta Coral Crush jika kamu benar-benar ingin terlihat menonjol dan cerah. 


Dengan menggunakan ASUS Vivobook Ultra A412 yang merupakan laptop ultra ringkas dapat mempermudah pekerjaan saya, entah itu untuk menulis atau malah membantu saya menyelesaikan pekerjaan lain yang berhubungan dengan dunia kata yang sering kali jauh di luar bayangan atau sangkaan saya. 


Lalu, apakah setelah mengetahui apa aja benefit dari ASUS Vivobook Ultra A412 sekarang ombak sudah tenang, Kapten? 

Jawab saya enggak. 


Sebelum bisa memiliki, bagaimanalah bisa tenang hati ini? 






Being a writer is let yourself do whatever even if you dont except it 


Owning ASUS Vivobook Ultra A412 is giving yourself an amazing gift. 


It’s coloring your life 

|
|
|
 | 


Disclaimer 

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba Blog ASUS Vivobook Ultra A412 Blogger Balikpapan. 



Source: 
Review Guide: VivoBook Ultra A412, Laptop Mungil yang Penuh Warna 
Press Release: ASUS VivoBook Ultra A412, Ultrabook 14 inci Paling Berwarna dan Paling Kecil di Dunia 

www.asus.com 

www.dailysocial.id

www.kliknklik.com






8 komentar:

  1. Mbakk Fittt, mantull ... Ini Laptop memang impian setiap Penulis dan Blogger. Kerennn ...

    BalasHapus
  2. Ahahaha awas aja aku bilangin ke mamahmu ya fit

    BalasHapus
  3. Baguuuuus! Sungguh aku padamu mba Fit. Benar2 nggak putus bacanya. Pernah berpikiran serupa "kirim, menulis, kirim"
    Aduh, seandainya ni laptop dibagiin satu-satu ya ke kita :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... nah, semoga pihak asus mengabulkan doa kita ya... 😊😊😊

      Hapus
  4. Jadi ingat waktu ditanya "Yanti udah ga nulis lagi kah?" Trus saya jawab "Ga. Sekarang ngeblog aja." Padahal ngeblog ya nulis juga. Wkwkwkwk...

    BalasHapus
  5. Nah iyaa... persepsi kita, penulis ntu yang nulis buku sama kirim ke media cetak doank ya 😄

    BalasHapus