Rabu, 17 Januari 2018

Sixt Sense Love by Lenita Cahya



Sixt Sense Love by Lenita Cahya

Duh!
Saya enggak pernah mau membayangkan kalau saya sampai punya kemampuan melihat ‘sesuatu yang tak terlihat oleh mata biasa’. Kemampuan yang sering kali membuat seseorang yang dianugerahi kemampuan itu bahkan tersiksa karenanya. Dengan segala ‘kenormalan’ saya saja, hidup sudah cukup memusingkan apalagi ditambah harus melihat makhluk-makhluk asing seperti yang dialami Siska.




Dalam cerita ini, Siska, gadis yatim piatu berumur enam belas tahun tinggal di panti asuhan yang dikelolah oleh Mama Maria. Dia dikucilkan oleh teman-teman sepanti asuhannya karena sering kali bertingkah aneh. Yah, siapa juga yang tidak akan bertingkah aneh, seperti menjerit sambil memasang muka pias kalau kamu berkemampuan seperti Siska. Namun, ketidak normalannya itu tidak selalu membawa kesialan. Toh, ketika mengantri mandi, teman-temannya rela memberi jatahnya pada Siska daripada harus berurusan atau berargumen dengan gadis itu.

See... sesuatu yang tidak menguntungkan terkadang menguntungkan di saat yang tepat.

Nah, keberuntungan untuk Siska masih berlanjut setelah Ulfa mengunjungi panti asuhan. Awalnya perempuan berusia 29 tahun itu hanya berniat untuk memberikan sumbangan. Tapi, ketika Siska menyambutnya dengan menjerit sekuat tenaga dan melompat bangkit dari kursinya, Ulfa tahu dia sudah mendapatkan jawaban dari persoalannya selama ini.

“Kita bisa saling mengenal,” kata Ulfa. “Aku tahu kamu bisa melihat hantu-hantu itu. Anakku juga sepertimu.”

Pernyataan Ulfa itulah yang menggoyahkan ketidak inginan Siska ketika Ulfa mengatakan ingin menjadikan Siska sebagai anaknya. Sebab menurutnya, Siska adalah kakak yang tepat untuk Aiden yang masih berumur 1 tahun.

Hampir semua orang menganggap Aiden sakit, tapi Ulfa percaya Aiden baik-baik saja. Putranya hanya memiliki dunia yang tak bisa dipahaminya. Mungkin dengan kehadiran Siska dalam kehidupan mereka, dia akan mengetahui apapun yang ingin diketahuinya.

Duh, saya memang melewati beberapa paragraf, terutama yang mendeskripsikan hantu. Karena saya enggak kepengen enggak bisa tidur tanpa lampu menyala. Padahal saya pun enggak bisa tidur juga kalau lampu menyala. Tapi, saya tetap penasaran dengan kelanjutan cerita Siska yang akan meninggalkan panti asuhan dan tinggal bersama keluarga barunya. Ulfa dan Aiden.

Buat kamu yang suka sama cerita paranormal, cerita Lenita Cahya yang bikin deg-degan bisa jadi pilihan kamu kalau berkunjung ke cabaca.id.

Itu loh aplikasi baca novel online yang menyenangkan. Ada banyak novel murah meriah yang enggak bikin kantong lekas bolong. Apalagi tiga bab awalnya bisa kamu baca gratis. Bab-bab selanjutnya bisa kamu beli pakai kerang. Untuk mendapatkan kerang, kamu bisa membelinya atau mendapatkannya gratis kalau Cabaca lagi bikin promo. Yuk! Buruan main ke sana. Bukan karena bakal kehabisan, tapi karena kamu bakal enggak habis-habisnya baca cerita-cerita yang setiap harinya bergantian mendapatkan bab baru.

Di Cabaca, ada cerita saya juga. Kalau Lenita Cahya berbau-bau horor, saya mah yang cinta-cintaan aja deh. Di Way Back Into Love, kamu bakalan bisa mengikuti cerita cintanya Shena dan Maliq. Si pengrajin polymer clay bertemu dengan pecinta aquascape. Si cewek mudah bercerita tentang dirinya pada orang baru sedang si cowok lebih suka menyimpan banyak hal untuk dirinya sendiri. repot, kan?!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar