Kamis, 03 Juli 2014

Sang Penjaga Waktu



Bila kita diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa.
Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang kita punyai.
-Mitch Albom-
The Timekeeper


Saya agaknya terlambat jatuh cinta sama Sang Penjaga Waktu-nya Mitch Albom. Kalau tidak dipaksa membacanya, sampai sekarang saya tidak akan meminjam buku koleksi Perpustakaan Daerah Balikpapan yang terhitung masih 'bau toko' ini. 

Cerita ini tentang Dor, Sarah dan Victor

Dor menghabiskan hidupnya dengan menghitung waktu.
Sarah yang ingin menghabiskan waktunya.
Victor yang ingin menguasai lebih banyak waktu.

Ketika Dor dihukum, dia diberi kemampuan dapat mendengar suara dari manusia di bumi. Begitu bising. Begitu menyesakkan telinga. Hingga akhirnya Dor mendengarnya seolah tetes-tetes hujan yang berjatuhan.

Dan manusia tak pernah punya cukup waktu. Manusia memohon kepada Langit agar memperpanjang jam-jam. Rasa laparnya tidak terpuaskan. 
Permintaan-permintaannya tidak pernah berhenti.
(hal 90)
 
Suara saya pastilah menjadi salah satu suara-suara yang didengar Dor di dalam guanya. Suara yang kadang-kadang meminta perpanjangan waktu atau malah melambat-lambatkannya agar tak cepat habis. Meskipun sebenarnya saya tahu, waktu tak pernah melambat atau menjadi lebih cepat. Tapi, bukan manusia namanya kalau tidak suka mengada-adakan yang tidak ada kekeke.

Saya pernah menjadi Sarah. Mencintai dengan sangat hingga membodohi diri sendiri. Meskipun kini saya mengerti, segala hal yang dulu terasa begitu menyakitkan kini hanyalah sebuah cerita yang bisa saya kenang dengan perasaan biasa-biasa saja. Itulah bagian dari menjalani hidup. Saya tahu bagaimana rasanya menunggu, dikecewakan, kehilangan dan mengorbankan hal-hal yang tak seharusnya. 

Well, saya memang harus mengerti banyak hal melalui masa-masa itu.

Kadang-kadang saya pun berkeingian seperti Victor. Hidup lebih lama. Demi keinginan yang tak terpuaskan. Demi hari-hari lalai yang mesti dikejar lagi. Demi ini. Demi itu.
Tapi, seperti yang agama saya ajarkan, setiap yang hidup pasti akan mati. Saya percaya suatu hari nanti, saya akan kembali kepada Sang Pemilik Waktu.

Karena itulah, saya tak boleh menyia-nyiakan waktu.

demi masa...
sesungguhnya manusia kerugian
melainkan yang beriman dan beramal sholeh
(Demi Masa, Raihan) 


-end-






Tidak ada komentar:

Posting Komentar